Sungguh banyak pertanyaan dari teman-teman tentang hukum pacaran menurut Islam. Bagi saya yang dibilang pacaran itu bukan harus berdua-duan, apalgi kalau tidak ada mahromnya. Boleh kita mengenali lawan jenis, tapi kita harus mengingat batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Islam. Karena sebenarnya kita itu memang sudah fitrahnya untuk berpasang-pasangan.Lebih enak mendengarnya kalau kita mengatakan ta'aruf. Orang-orang terdahulu pun mengenal pacaran, tapi konsepnya bukan seperti pacaran di zaman kita, yang harus menuntut untuk selalu berdua. Mungkin tulisan ini insya Allah dapat menjelaskan kepada teman-teman tentang "pacaran" yang benar.Wallahu a'lam.. :)
IbnuQayyim Al-Juziyah (atau Al-Jauziyyah)
sungguhmenakjubkan.Inilah yang kami
rasakanketikamembacabukuterjemahankitabbeliau, RaudhatulMuhibbiin,
yang berjudul Taman Orang-orang JatuhCinta,
terj.Bahrun AI Zubaidi, Lc (Bandung: IrsyadBaitus Salam, 2006).
Bagaimanatidakmenakjubkan?
Di bukusetebal 930 halamantersebut, orang yang jatuhcintaditawari
“rahmatdansyafaat” (hlm. 715 dst.). Selainitu, beliaumengarahkanpembacauntuk
“menyeimbangkandoronganhawanafsudanpotensiakal” (hlm. 29 dst.).
Hal-halsemacaminijarang kami temui di buku-bukupercintaan yang pernah kami
baca.
Memang,
sebagaimanaulama-ulamabesarlainnya, beliau pun menekankan “cintakepada Allah”
dan “cintakarena Allah” (hlm. 550).Namun,
beliauternyatajugamembicarakanfenomena “pacaranislami”, suatutopiksensitif yang
seringdihindaribanyakulama.Beliaumengungkapkannya (bersama-samadenganpersoalan
lain yang relevan) di sub-bab “Berbagaihadits, atsar, danriwayat yang menceritakankeutamaanmemeliharakesuciandiri”
dan “Cinta yang sucitetapmenjadikebanggaan” (hlm. 607-665).
Di situ, kami jumpai istilah “pacaran” muncultujuh kali, yaitu di halaman
617, 621 (lima kali), dan 658. Adapunistilah-istilah lain yang menunjukkankeberadaanaktivitastersebutadalah
“bercinta” (hlm. 650), “gayungbersambut” (hlm. 613), “salingmengutarakan rasa
cinta” (hlm. 620-621), “mengapeli” (hlm. 642-643), “berdekatan” (hlm. 617),
dansebagainya.
Sekurang-kurangnya, kami jumpaiada sembilan contoh praktekpacaranislami
yang diceritakanolehIbnuQayyim di situ.Dari contoh-contohitu,
dandariketeranganbeliau di bukutersebut, kami berusahamengenalicirikhas
“pacaranislami” ala RaudhatulMuhibbiin.Inidiatujuhdiantaranya:
1. mengutamakanakhirat
2. mencintaikarena
Allah
3. membutuhkanpengawasan
Allah dan orang lain
4. menyimak
kata-kata yang makruf
5. tidakmenyentuh
sang pacar
6. menjagapandangan
7. sepertiberpuasa
1)
MENGUTAMAKAN AKHIRAT
Pada dua contoh,
pelaku “pacaranislami” ditawarikenikmatanduniawi (zina),
tetapimenolaknyadenganalasanayat QS Az-Zukhruf [43]: 67,
“Teman-temanakrabpadahari [kiamat] itusebagiannyamenjadimusuhbagisebagian yang
lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (hlm. 616 dan 655) Maksudnya, mereka
yang islamitulebihmemilihkenikmatanukhrawidaripadakenikmatanduniawi
(ketikaduamacamkenikmataninibertentangan).
Adapunpadababterakhir,
IbnuQayyim (denganberlandaskan QS Al-Insaan [76]: 12) menyatakan, “Barangsiapa
yang mempersempitdirinya [di dunia] denganmenentangkemauanhawanafsu, niscaya
Allah akanmeluaskankuburnyadanmemberinyakeleluasaan di harikemudian.” (hlm.
918)
2)
MENCINTAI KARENA ALLAH
Pada suatucontoh,
diungkapkansyair: “Sesunggguhnyaakumerasamalukepadakekasihkubilamelakukanhal
yang mencurigakan; danjikadiajakuntukhal yang baik, aku pun berbuat yang baik.”
(hlm. 656)
Syairtersebutmenggambarkanbahwapercintaannya
“menghantarkannyauntukdapatmeraihridha-Nya” (hlm. 550).Menghindarihal yang
mencurigakandanmenerimaajakanberbuatbaikitudiridhaiDia, bukan?
Lantas,
apahubungannyadengan “cintakarena Allah”? Perhatikan:
Yang
dimaksuddengancintakarena Allah ialahhal-hal yang termasukkedalampengertiankesempurnaancintakepada-Nyadanberbagaituntutannya,
bukankeharusannya.Karenasesungguhnyacintakepada Sang Kekasihmenuntut yang
bersangkutanuntukmencintai pula apa yang
disukaiolehKekasihnyadanjugamencintaisegalasesuatu yang dapatmembantunyauntukdapatmencintai-Nyaserta menghantarkannyauntukdapatmeraihridha-Nya danberdekatandengan-Nya.
(hlm. 550)
3)
MEMBUTUHKAN PENGAWASAN ALLAH DAN ORANG LAIN
Pada suatucontoh,
pelaku “pacaranislami” bersyair: “AkupunyaPengawas yang tidakbolehkukhianati;
danengkau pun punyaPengawas pula” (hlm. 628).
Pada satucontohlainnya,
Muhammad bin Sirinmengabarkanbahwa “dahulumereka, saatmelakukanpacaran,
tidakpernahmelakukanhal-hal yang mencurigakan. Seoranglelaki yang
mencintaiwanitasuatukaum,
datangdenganterus-terangkepadamerekadanhanyaberbicaradenganmerekatanpaadasuatukemungkaran
pun yang dilakukannya di kalanganmereka” (hlm. 621).
4)
MENYIMAK KATA-KATA YANG MAKRUF
Pada suatucontoh,
‘Utsman Al-Hizamimengabarkan,
“KeduanyasalingbertanyadanwanitaitumemintakepadaNushaibuntukmenceritakanpengalamannyadalambentuk
bait-bait syair, makaNushaibmengabulkanpermintaannya, lalumendendangkan
bait-bait syairuntuknya.” (hlm. 620)
Pada enam contoh,
parapelakupacaranislami “salingmengutarakan rasa cintanyamasing-masingmelalui
bait-bait syair yang indahdanmenarik” (hlm. 620-621).
Pada suatucontoh,
pelakupacaranislamimengabarkan, “Demi Tuhan yang telahmencabutnyawanya,
diasamasekalitidakpernahmengucapkan kata-kata yang
mesumhinggakematianmemisahkanantaraakudan dia.” (hlm. 628)
5)
TIDAK MENYENTUH SANG PACAR
Pada suatucontoh,
pelakupacaranislamimenganggapjabattangan “sebagaiperbuatan yang tabu” (hlm.
628).
Pada satucontoh lainnya,
pelakupacaranislami “berdekatantetapitanpabersentuhan” (hlm. 621).
Sementaraitu,
IbnuQayyimmengecamgayapacaranjahili di zamanbeliau. Mengutip kata-kata
Hisyambin Hassan, “yang terjadipadamasasekarang,
merekamasihbelumpuasdalamberpacaran, kecualidenganmelakukanhubungansebadan
alias bersetubuh” (hlm. 621).
6)
MENJAGA PANDANGAN
Di antaracontoh-contohitu, terdapat satukasus (hlm.
617) yang menunjukkanbahwasipelakupacaranislami “dapatmelihat” kekasihnya.Akan
tetapi, IbnuQayyimtelahmengatakan “bahwapandangan yang dianjurkanoleh Allah SWT
sebagaipandangan yang diberipahalakepadapelakunyaadalahpandangan yang
sesuaidenganperintah-Nya, yaitupandangan yang
bertujuanuntukmengenalTuhannyadanmencintai-Nya, bukanpandanganalasetan” (hlm.
241).
7)
SEPERTI BERPUASA
IbnuQayyim menyimpulkan:
Demikianlahkisah-kisah
yang menggambarkankesucianmerekadalambercinta.Motivasi yang
mendorongmerekauntuk memeliharakesuciannya paling
utamaialahmengagungkan Yang Mahaperkasa,
kemudianberhasratuntukdapatmenikahibidadarinancantik di negeri yang kekal
(surga). Karenasesungguhnyabarangsiapa yang melampiaskankesenangannya di
negeriiniuntukhal-hal yang diharamkan, maka Allah
tidakakanmemberinyakenikmatanbidadari nan cantik di negerisana…. (hlm. 650)
Olehkarenaitu,
hendaklahseoranghambabersikapwaspadadalammemilihsalahsatu di antaraduakenikmatan
[seksual] itubagidirinyadantiadajalan lain
baginyakecualiharusmerasapuasdengansalahsatunya, karenasesungguhnya Allah
tidakakanmenjadikanbagi orang yang
menghabiskansemuakesenangandankenikmatandirinyadalamkehidupanduniaini, seperti orang
yang berpuasadanmenahandiridarinyabuatnantipadahariberbukanyasaatmeninggalkanduniainimanakaladiabersuadengan
Allah SWT. (hlm. 650-651)
0 komentar:
Posting Komentar